Hai, biar ada gambaran dalam menghadapi tes psikotes kerja, mari kita lihat 10 jenis psikotes yang sering digunakan saat kamu melamar pekerjaan.
Di dalam proses rekrutmen kerja, perusahaan tidak hanya mengandalkan wawancara (interview kerja) untuk menilai kandidat. Salah satu tahapan penting yang sering digunakan adalah tes psikotes. Psikotes atau tes psikologi merupakan alat ukur untuk mengevaluasi aspek kepribadian, kemampuan kognitif, logika berpikir, hingga kecocokan kandidat terhadap posisi tertentu.
Baca juga: Contoh Soal Psikotes Kerja dan Jawaban
Bagi para pencari kerja, mengerti jenis psikotes kerja berikut ini dapat meningkatkan kesiapan dan peluang untuk lolos seleksi.
10 Jenis Psikotes Kerja
Pada pembahasan ini, kita akan menelusuri 10 jenis psikotes yang paling sering digunakan saat melamar kerja.
1. Tes Logika Aritmatika (Numerical Reasoning)
Tes logika aritmatika ini mengukur kemampuan calon karyawan dalam berpikir logis melalui angka. Soal-soalnya berupa deret angka, operasi matematika sederhana, hingga pola aritmatika.
Contoh soal:
2, 4, 8, 16, … ?
Tujuan: Menguji kecepatan dan ketepatan kandidat dalam menganalisis pola angka. Tes ini umumnya penting bagi posisi yang membutuhkan ketelitian dan keterampilan berhitung seperti akuntan, analis data, dan auditor.
2. Tes Logika Deret Gambar (Abstract Reasoning)
Dalam tes ini, peserta harus menemukan pola atau hubungan dalam deretan gambar atau bentuk geometris. Deret bisa terdiri dari rotasi, perubahan bentuk, ukuran, atau jumlah elemen.
Mungkin kamu bisa lihat: Inilah Trik Tes Irama Gambar Psikotes Yang Harus Kamu Tahu
Tujuan: Mengukur kemampuan berpikir abstrak, kreativitas, serta kecepatan dalam mengenali pola dan tren. Tes logika deret gambar ini sesuai dengan posisi yang menuntut inovasi dan pemecahan masalah.
3. Tes Verbal (Verbal Reasoning)
Tes verbal psikotes mengevaluasi keterampilan bahasa seseorang, termasuk pemahaman bacaan, padanan kata, antonim, sinonim, dan analogi kata.
Contoh soal:
Sinonim dari kata “abstrak” adalah…
Tujuan: Menilai kecakapan komunikasi tertulis dan pemahaman bahasa. Tes ini penting bagi posisi yang membutuhkan kemampuan komunikasi seperti HR, marketing, atau public relations.
4. Tes Kepribadian (Personality Test)
Tes ini dirancang untuk menggambarkan profil kepribadian atau karakter peserta. Biasanya berupa pernyataan yang harus dijawab dengan “setuju”, “netral”, atau “tidak setuju”.
Contoh pernyataan:
Saya suka bekerja dalam tim.
Tujuan: Mengukur kecocokan karakter seseorang dengan budaya kerja perusahaan. Alat tes yang populer antara lain MBTI, DISC, dan Big Five Personality Test.
5. Tes Wartegg
Tes Wartegg terdiri dari 8 kotak yang masing-masing berisi elemen gambar berbeda (titik, garis, lengkungan). Kandidat diminta untuk melanjutkan gambar tersebut menjadi bentuk utuh sesuai imajinasi.
Tujuan: Menggali aspek kepribadian seperti kreativitas, kestabilan emosi, imajinasi, dan cara seseorang menyelesaikan masalah. Wartegg juga digunakan untuk menilai respons spontan terhadap stimulus visual.
6. Tes Kraepelin atau Tes Pauli (Hitung Angka Cepat)
Tes ini berupa deretan angka yang harus dijumlahkan secara vertikal dalam waktu tertentu. Tes Kraepelin menggunakan kolom angka, sedangkan Pauli berbentuk baris.
Baca juga: 6 Trik Mengerjakan Tes Pauli Psikotes Paling Gampang
Tujuan: Mengukur kecepatan kerja, daya tahan mental, konsistensi, dan ketelitian di bawah tekanan. Cocok untuk menilai kesiapan kerja di lingkungan yang dinamis dan menuntut fokus tinggi.
7. Tes EPPS (Edwards Personal Preference Schedule)
Tes EPPS terdiri dari banyak pasangan pernyataan dan peserta diminta memilih satu yang paling menggambarkan dirinya.
Tidak ada jawaban benar atau salah.
Tujuan: Mengukur motivasi dan preferensi kerja seseorang berdasarkan 15 skala kebutuhan psikologis seperti dominasi, afiliasi, ketekunan, dan keteraturan.
8. Tes Draw a Man / House-Tree-Person (HTP)
Peserta diminta menggambar seseorang, rumah, dan pohon. Hasil gambar kemudian dianalisis secara psikologis oleh profesional untuk mengetahui kondisi emosional, kepercayaan diri, dan pandangan diri peserta.
Tujuan: Menggali aspek bawah sadar dalam kepribadian seseorang. Tes ini sering digunakan oleh psikolog dalam tahap seleksi yang membutuhkan analisis mendalam.
9. Tes Analogi Gambar dan Kata
Tes psikotes analogi ini memberikan dua pasang gambar atau kata dan meminta peserta menentukan hubungan antar elemen tersebut, lalu mencocokkannya dengan pilihan jawaban.
Contoh soal:
Mata : Melihat = Telinga : … ?
Tujuan: Mengukur kemampuan berpikir asosiatif dan memahami hubungan konseptual antar objek. Cocok untuk menilai cara berpikir sistematis dan logis.
10. Tes Situational Judgment Test (SJT)
Yang terakhir adalah SJT. Jenis tes psikotes ini adalah tes berbasis skenario di mana peserta harus memilih respon paling tepat dalam situasi kerja tertentu.
Contoh:
Seorang rekan kerja mengklaim hasil kerja tim sebagai usahanya sendiri. Apa yang Anda lakukan?
Pilihan jawaban:
a. Mengabaikannya
b. Menyampaikan keberatan secara langsung
c. Melapor ke atasan
d. Mengajak bicara secara pribadi
Tujuan: Menilai kemampuan pengambilan keputusan, etika kerja, dan kecerdasan emosional dalam lingkungan profesional. Sering digunakan dalam rekrutmen manajemen, customer service, dan posisi kepemimpinan.
Tips Menghadapi Psikotes Kerja
Untuk menghadapi psikotes dengan lebih baik, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Latihan secara rutin: Banyak situs dan buku latihan soal psikotes yang dapat membantu meningkatkan kemampuan kamu.
- Tidur cukup dan sarapan: Kondisi fisik dan mental yang prima akan meningkatkan fokus dan konsentrasi saat tes.
- Baca instruksi dengan cermat: Jangan terburu-buru. Pahami perintah soal agar tidak salah langkah.
- Kelola waktu: Beberapa tes bersifat time-based. Latih kecepatan dan ketepatan menjawab soal.
- Jadi diri sendiri: Terutama untuk tes kepribadian. Jawablah dengan jujur, bukan sekadar memberi jawaban yang “dianggap baik”.
Psikotes merupakan alat penting dalam proses seleksi kerja yang membantu perusahaan mengenali potensi, karakter, dan kompetensi calon karyawan secara objektif. Dengan mengetahui dan memahami 10 jenis psikotes yang sering digunakan, kamu dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi tantangan seleksi kerja.
Ingat, keberhasilan dalam psikotes bukan hanya tentang kecerdasan, tapi juga kesiapan, ketenangan, dan kejujuran dalam menjawab setiap soal.
Sukses selalu ya!
Oh ya, untuk latihan dan tryout psikotes, kamu bisa lihat diwebsite tryout.one ya.